KETRAMPILAN
MENYIMAK
1.
KEMAMPUAN
MENYIMAK TINGKAT DASAR
Keterampilan menyimak
dapat dibedakan atas empat tataran pokok (soedjiatno, 1983:18) yaitu:
a) Tataran
identifikasi/tahap pengenalan
b) Mulai
terampil mengenal berbagai jenis bunyi suatu bahasa, kata-kata, frase-frase,
kalimat dalam hubungan timbal balik antar struktur, baik atas pertimbangan
waktu, modifikasi, bahkan juga logika.
c) Tataran
identifikasi dengan seleksi tanpa retensi
Penyimak
diharapkan memperoleh kemampuan mengenal dan memahami sesuatu unit kontinum
bunyi/ujaran, tetapi belum dituntut adanya kemampuan retensi (mencamkan, menyimpan, dan memproduksikan).
d) Tataran
identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek
Menuntut
penyimak mengenal bunyi-bunyi dan kemampuan memahami, tetapi masih dalam taraf
terpimpin.
e) Tataran
identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka panjang
Menuntut
penyimak mampu mengenal bunyi-bunyi dalam kontinum bunyi yang panjang, mampu
memahami makna pesan secara tepat, dengan kemampuan mengingat dalam jangka
waktu yang relatif lama.
A.
Menyimak
Bahasa
-
Proses menyimak
merupakan proses interaktif yang mengubah bahasa lisan menjadi makna dalam
pikiran
-
Menyimak tidak sekedar
mendengarkan..
-
Proses menyimak ada 3
tahapan:
a. Menerima
masukan auditory.
b. Memperhatikan
masukan auditory.
c. Menafsirkan
dan berinteraksi dengan masukan auditory.
-
keterampilan
mengidentifikasi dan menyeleksi rentetan bunyi bahasa dalam proses menyimak
bahasa yaitu kemampuan:
a. Mengidentifikasi
dan menyeleksi gejala-gejala fonetik (nada, tekanan, persendian, serta
intonasi.
b. Mengenal,
membedakan, menerapkan kosakata sesuai dengan makna dan konteksnya yang tepat.
c. Mengenal,
membedakan, dan menerapkan struktur tata bahasa sesuai dengan maknanya yang tep
at termasuk juga struktur frase dan idiom-idiom yang ada.
B.
Strategi
Menyimak Bahasa
Terdapat
dua strategi dalam menyimak yaitu dengan memusatkan perhatian dan membuat
catatan.
1.
Memusatkan
perhatian
Merupakan
strategi dengan pemusatan perhatian penuh dari pembicara. Biasanya menggunakan
isyarat visual dan verbal dalam penyampaian pesan kepada penyimak.
Ø Isyarat
Visual meliputi :
a. gerak
tubuh (gesture)
b. tulisan
atau kerangka informasi penting.
c. Perubahan
ekspresi wajah (mimik).
Ø Sedangkan
isyarat verbal meliputi :
a. Perhentian.
b. Naik
dan turunnya suara.
c. Lambatnya
pengucapan butir-butir penting.
d. Pengulangan
informasi penting.
2.
Membuat
Catatan
Merupakan
strategi dalalm menyimak yang bertujuan
untuk membantu aktivitas menyimak karena mendorong berkonsentrasi, menyediakan
bahan-bahan untuk mereview, dan membantu untuk mengingat-ingat.
Saran-saran
sebagai bahan pertimbangan dalam membuat catatan yaitu :
a. Catatan
bersifat sederhana
Dengan
menggunakan bentuk kerangka (outline),mencatat ide-ide pokok atau informasi
yang dianggap penting, ide yang menonjol, materi yang faktual.
b. Catatan
menggunakan singkatan-singkatan dan simbol-simbol
c. Dengan
menggunakan singkatan-singkatan atau simbol-simbol yang dapat dipahami secara
baik.
d. Catatan
harus jelas
e. Tidak
hanya cepat dalam menulis, tetapi kejelasan catatan merupakan faktor yang utama
dalam membuat catatan.
C.
Latihan
Menangkap Maksud Tuturan Melalui Unsur Segmental dan Suprasegmental.
Bunyi-bunyi bahasa tidak diucapkan
lepas-lepas dalam ujaran, melainkan selalu dalam rangkaian dengan bunti-bunyi
lain. Rangkaian bunyi yang dapat kita pakai untuk menangkap bunyi itu adalah
suku kata karena suku kata inilah yang paling kecil yang dapat kita simak.
Menyimak suku kata menghasilkan segmen yang terdiri atas dua kelas bunyi yaitu
vokal dan konsonan. Rangkaian bunyi bahasa yang membentuk suku kata dan kata
itu disebut dengan unsur segmental bahasa.
Rangkaian bunyi bahasa yang kita
simak tidak hanya terdiri atas unsur segmental saja, tetapi juga unsur-unsur
suprasegmental yang berupa panjang-pendek, tekanan, dan nada. Panjang-pendek,
tekanan, dan nada disebut intonasi.
D.
MENYIMAK
INTEROGATIF
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah kegiatan menyimak intensif yang menuntut
konsentrasi dan seleksi. Dalam kegiatan menyimak interogatif, penyimak
mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara menginterogasi
atau menanyai pembicara, dalam hal ini dapat disebut sebagai narasumber.
2.
KEMAMPUAN MENYIMAK TINGKAT LANJUT
Berikut adalah uraian pendapat tokoh menyimak berikut
ini:
Broadbent (1986) berpendapat bahwa organisme manusia
itu mempunyai kapasitas yang terbatas dalam menyerap informasi. Informasi yang
diperoleh akan mudah hilang dari simpanan jangka pendek, jika tidak beredar
terus menerus dalam pemakaian.
Tompkins dan Hosskison (1991) menyatakan bahwa
terdapat enam kiat yang dapat kita gunakan untuk belajar menangkap gagasan inti
simakan, yaitu
a.
Membentuk gambar
dalam pikiran
Cerita dan gambar membantu untuk membentuk citraan.
Selain itu kita juga dapat menggambarkan atau menuliskan gambar mental yang
kita ciptakan. Teknik citraan ini berguna jika pesan penutur mengandung banyak
citraan visual, perincian atau kata-kata deskriptif, dan ketika kita menyimak
untuk mendapatkan kesenangan.
b.
Mengelompokkan
informasi
Kita harus mengelompokkan informasi jika pesan tutur
berisi potongan-potongan informasi, perbandingan dan kontras.
c.
Mengajukan
pertanyaan
Kita harus mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap pesan yang kita simak.
d.
Menemukan pola
organisasi informasi
Kita harus mengenali pola-pola organisasi informasi,
seperti deskripsi, urutan, perbandingan, sebab-akibat, dan pemecahan masalah
yang digunakan penutur.
e.
Mencatat
informasi penting
Selama proses menyimak kira harus mengidentifikasi
informasi penting dari materi yang kita simak.
f.
Memusatkan
perhatian
Kita harus memperhatikan isyarat penutur untuk mempertajam
perhatian kita. Isyarat yang dimaksudkan dapat berupa isyarat verbal maupun
visual.
Sedangkan menurut Priyatmi (2000) keberhasilan dalam
menyimak ditentukan oleh beberapa ketrampilan, yaitu mampu:
a.
Mengantisipasi
topik dari gagasan-gagasan umum yang terdapat dalam tuturan yang di dengarnya.
b.
Menentukan topic
yang dibahas dalam wacana yang disimaknya berdasarkan gagasan-gagasan umum yang
telah ditentukannya.
c.
Menentukan ide
pokok dan ide-ide penjelas dari tuturan yang didengarnya.
d.
Menjawab/merumuskan
hal-hal penting berkaitan dengan teks.
e.
Memberikan
komentar, respons terhadap isi tuturan yang didengarnya.
f.
Membedakan
fakta, pendapat dan kesimpulan dari tuturan yang disimaknya.
g.
Menunjukkan
nilai estetis dari tuturan yang didengarnya, dll
Kemampuan menyimak tingkat lanjut dapat digolongkan
menjadi 3 jenis:
A. Menyimak
Kritis
Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif,
menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangan
bahan simakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis (Kamijan,
2001: 22), antara lain:
1.
Mengamati tepat
tidaknya ujaran pembicara
2.
Mencari jawaban
atas pertanyaan.
3.
Dapat membedakan
antara fakta dan opini.
4.
Dapat mengambil
simpulan
5.
Dapat
menafsirkan makna idiom, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak.
B.
Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif ialah kegiatan
menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas
pembelajar.Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara menirukan lafal
atau bunyi bahasa asing atau daerah,mengemukakan gagasan yang sama dengan
pembicara namun struktur dan pilihan katanya berbeda,merekonstruksi pesan yang
disampaikan,menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasarkan materi yang
disimak.
C.
Menyimak
Eksploratif
Menyimak eksploratif ialah kegiatan
menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi
baru.Pada akhir kegiatan,seorang penyimak eksploratif akan menemukan gagasan
baru,inforrmasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu,menemukan
topik-topik baru yang dapat dikembangkan dari bidang tertentu,menemukan
unsur-unsur bahasa yang bersifat baru.
0 comments:
Post a Comment