PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam lingkungan masyarakat, tidak
jarang kita temukan hal-hal yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang
lainnya. Dari segi fisik beberapa perbedaan yang terlihat misalnya, cantik,
jelek, tinggi badan, jenis kelamin, atau pun usianya. Ada juga perbedaan yang
tidak terlihat secara fisik misalnya agama, ras, suku, pendidikan, kekayaan,
dan kemampuan berpikir seseorang.
Seseorang juga bisa memiliki
jabatan berbeda-beda dalam masyarakat. Mulai dari seorang kepala desa sampai
presiden. Mulai dari seorang tukang batu sampai seorang arsitektur. Mulai dari
guru SD sampai guru besar perguruan tinggi. Masing-masing orang menempati peran
sesuai dengan jabatan yang dimiliki dan melaksanakan tanggung jawab sesuai
dengan perannya.Perbedaan-perbedaan di atas menimbulkan keragaman yang muncul
di masyarakat. Keragaman tersebut juga diterima dan diakui oleh masyarakat
luas.
1.2 Rumusan MasalahMengenai rumusan mengenai status dan peranan sosial adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan status sosial dan peran sosial?
2. Sebutkan jenis-jenis status sosial yang ada dan akibat keberadaan status tersebut?
3. Jelaskan mengenai cakupan peranan sosial dan beban peranan yang ada dalam masyarakat?
4. apa saja fungsi dari peranan sosial?
5. Apa hubungan antara status dan peran sosial?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang
hendak dicapai yaitu:
1. Mengetahui
definisi status dan peran sosial. 2. Memahami jenis-jenis status sosial yang ada dan akibat keberadaan status tersebut.
3. Menjelaskan mengenai cakupan peranan sosial dan beban peranan yang ada dalam masyarakat.
4. Menyebutkan fungsi dari peranan sosial.
5. Apa hubungan antara status dan peran sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Status Sosial2.1.1 Pengertian Status Sosial
Menurut Mayor Polak (1979), status
dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seorang oknum dalam kelompok serta dalam
masyarakat. Status sosial memberi bentuk dan pola pada interaksi sosial.
Sedangkan menurut Ralph Linton status sosial adalah
sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Pemilik
status sosial yang tinggi akan
ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan pemilik
status sosial rendah.
Soerjono Soekanto membedakan status dengan
status sosial; status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lain dalam kelompok
tersebut atau tempat suatu kelompok berhubungan dengan kelompok-kelompok
lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Sedangkan status sosial
diartikan sebagai tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan
orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta
kewajiban-kewajibannya.
Hubungan individu dengan status
diibaratkan seperti hubungan antara pengemudi dengan mobil. Seseorang yang
mengendarai mobil keluaran tahun 80an tentu akan berbeda jika dibandingkan
dengan seseorang yang mengendarai mobil Mercedes Limited Edition (edisi terbatas) keluaran terbaru. Apabila
pengemudinya mobil pertama diganti dengan pengemudi mobil kedua maka jalannya
mobil dapat lebih baik atau dapat menjadi lebih buruk, begitu pun sebaliknya.
Selain arti status sosial, ada baiknya jika kita mengerti arti dari kelas
sosial, stratifikasi sosial, dan diferensiasi sosial yaitu sebagai berikut:
1) Kelas Sosial
Menurut Barger kelas sosial adalah stratifikasi sosial
menurut ekonomi. Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi
pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman
sekarang sangat mempengaruhi kekayaan/perekonomian individu.
2) Stratifikasi Sosial
Stratifikasi
sosial adalah pengkelasan/penggolongan/pembagian masyarakat secara vertikal
atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana
direktur berada pada strata / tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada
struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut.
3) Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah pengkelasan / penggolongan
/ pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti
pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan
pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen
protestan.
2.1.2 Jenis-Jenis Status Sosial
Munculnya status sosial
dalam masyarakat diperoleh dengan berbagai cara yaitu:
1) Status yang digariskan (ascribed status) adalah status yang
diperoleh secara alami atau otomatis yang dibawa sejak manusia dilahirkan.
Contohnya: anak seorang bangsawan sejak lahir mendapat gelar bangsawan, jenis
kelamin, dan kasta pada masyarakat Hindu.
2) Status yang diusahakan (Achieved status) adalah status yang
diperoleh dengan melalui usaha atau perjuangan sendiri dengan disengaja. Semua
individu berpeluang menduduki status ini asal memebuhi syarat-syarat tertentu.
Contohnya: gelar kesarjanaan, gubernur, presiden, insinyur dan ketua osis.
3) Status yang diberikan (assigned status) adalah status yang
diberikan kepada seseorang yang telah berjasa memperjuangkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat. Contohnya: gelar pahlawan, gelar pelajar teladan dan
penerima kalpataru.
2.1.3 Akibat yang ditimbulkan dari Status Sosial
Dalam kehidupan masyarakat sering timbul pertentangan
yang dialami seseorang sehubungan dengan status yang dimilikinya. Konflik
status yang timbul dalam masyarakat antara lain berikut ini:
1) Konflik
status individual, yaitu konflik yang terdapat dalam diri pribadi seseorang
(batin sendiri). Contohnya: seorang siswa SMA harus memilih antara keinginan bekerja
atau mengikuti keinginan ibunya untuk kuliah atau seorang wanita yang harus
memilih antara bekerja atau menjadi ibu rumah tangga.
2) Konflik status antar kelompok,
yaitu konflik yang terjadi karena satu kelompok merugikan kelompok lain.
Contohnya: peraturan yang dikeluarkan Pemda bertentangan dengan peraturan yang
ada dipusat. Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan
peraturan departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung
jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik dengan PLN yang melubangi jalan ketika membuat jaringan
listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru, terkadang mereka berkonflik
dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon dan dengan PDAM karena membocorkan
pipa air. Keempat Instansi tersebut akan saling berbenturan dalam melaksanakan
statusnya masing-masing.
3) Konflik Status Antar Individu
adalah konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu
yang lain, karena status yang dimilikinya. Contohnya: perebutan warisan antara
dua anak dalam keluarga. Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang
dipinjamnya dari kakak mereka.
2.2 Peran Sosial2.2.1 Pengertian Peran Sosial
Peran sosial (social role) merupakan
seperangkat harapan dan perilaku atas status sosial. Menurut Soerjono Soekanto
(1981), peran sosial merupakan tingkah laku individu yang mementaskan suatu
kedudukan tertentu. Dalam peranan yang berhubungan dengan pekerjaannya,
seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang berhubungan dengan
peranan yang dipegangnya. Melalui belajar berperan, norma-norma kebudayaan
dipelajari. Seseorang
dikatakan berperanan jika ia telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan status sosialnya dalam masyarakat. Tidak ada peran tanpa status sosial
atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis (berubah-ubah) sedangkan status
sosial bersifat statis (tetap).
2.2.2 Cakupan Peran Sosial
Menurut Levinson, bahwa peranan itu mencakup tiga hal, yaitu:
1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Contoh : Sebagai seorang pemimpin harus
dapat menjadi panutan dan suri teladan para anggotanya, karena dalam diri
pemimpin tersebut tersandang aturan/norma-norma yang sesuai dengan posisinya.
2) Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat. Contoh : seorang ulama, guru dan sebagainya, harus
bijaksana, baik hati, sabar, membimbing dan menjadi panutan bagi para muridnya.
3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial masyarakat. Contoh : Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan peranperan dalam masyarakat yang membentuk struktur/susunan masyarakat.
2.2.3 Beban Peran Sosial
1) Persiapan
peran yang kurang memadai
Persiapan peran melalui proses sosialisasi dan pendidikan
yang menyediakan suatu peralihan dari peran yang satu ke peran yang lain,
tetapi apabila dalam proses ini mengalami diskontinuitas maka akan
mengakibatkan persiapan yang kurang pada seorang individu dalam berperan.
2) Kesulitan
dalam peralihan peran
Dalam sebagian besar masyarakat terdapat peralihan peran
yang dibentuk dan sulit untuk dihindari. Untuk menerima suatu peran baru,
seseorang sering harus melepaskan peran yang lama. Padahal dalam proses ini
sering terjadi kegagalan karena belum tentu orang tersebut mampu beralih peran
dengan cepat dan benar.
3) Konflik Peranan
Konflik peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul ketika seseorang dalam keadaan tertekan, merasa dirinya tidak sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan yang diberikan masyarakat kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya dengan ideal/sempurna. Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru SD. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar atau mengantarkan anaknya ke dokter. Saat ia memutuskan membawa anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama dia harus berperanan sebagai guru mengajar di kelas.
Antara status dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada
peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan, Contoh: Dalam
rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak. Seseorang
tidak bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi.
Seseorang dapat memainkan beberapa peranan sekaligus pada saat yang sama,
seperti seorang wanita dapat mempunyai peranan sebagai isteri, ibu, karyawan kantor
sekaligus.
4) Kegagalan berperan
Dalam masyarakat yang stabil dan terpadu, proposisi peran
yang ditentukan masyarakat tinggi, kebanyakan peran akan terisi karena
orang-orang telah dipersiapkan sejak awal masa kanak-kanak. Sebaliknya, dalam
masyarakat yang perubahannya cepat dan kurang terpadu, sejumlah kegagalan
berperan tidak dapat dihindarkan. Beberapa orang gagal berperan sebagai orang
dewasa, banyak orang gagal dalam beberapa peran yang diperjuangkan, ada juga
orang yang gagal berperan dalam pernikahan dan sebagainya.
Menurut Mead, untuk setiap peran yang dimainkan individu, terdapat gambaran yang sejalan dengan kedirian. Jadi citra diri inidvidu secara keseluruhan adalah penggabungan dari berbagai kedirian seorang individu didalam bermacam-macam peranannya.
2.2.4 Fungsi Peran Sosial
Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang
lain. Fungsi tersebut antara lain:
1) Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan
struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.
2) Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu
mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan
pengorbanan, seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.
3) Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri, seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai isteri/ ibu, seorang seniman dengan karyanya, dsb
2.3 Hubungan Antara Status dan Peran Sosial
Seseorang dapat memiliki lebih dari
satu status. Sehingga terkadang mereka harus melakukan lebih dari satu peran
juga. status utama merupakan status yang membayangi status kita yang lain. Sebagai
contoh adalah stephen Hawking yang menyandang cacat berat karena penyakit Lau
Gehring. Bagi banyak orang status utamanya ialah penyandang cacat. Namun karena
Hawking ialah salah seorang fisikawan terbesar yang pernah hidup, prestasinya
yang luar biasa telah memberikan status utama lain, yaitu sebagai seorang ahli
fisika kelas dunia yang seperingkat dengan einstein.
Perbedaan antara peran dan status
adalah bahwa anda dapat menduduki suatu status , tetapi anda memainkan suatu
peran (Linton : 1936) sebagai contoh
menjadi anak laki-laki atau perempuan adalah status anda, tetapi harapan anda
untuk menerima pangan dan tempat tinggal dari orang tua anda maupun harapan
meraka bahwa anda akan menghormati mereka merupakan bagian dari peran anda.
Meskipun status-status
kita biasanya saling terkait dengan baik, ada orang-orang yang mengalami
kontradiksi atau ketidaksepadanan pada status-status mereka. Ini dikenal
sebagai ketidakselarasan (atau ketidakcocokan) status (status in consistency).
Seorang mahasiswa perguruan tinggi yang berusia 14 tahun merupakan suatu
contoh. Contoh lainnya adalah seorang perempuan telah menikah berusia 40 tahun
yang berkencan dengan seorang mahasiswa perguruan tinggi tahun kedua yang
berusia 19 tahun (James:2006).
BAB IIIPENUTUP
3.1 Simpulan
Antara status dengan peranan memiliki hubungan yang
erat. Seseorang dapat dapat menjalankan suatu peran apabila memiliki status.
Seseorang yang dianggap memiliki status yang tinggi dalam masyarakat biasanya
akan lebih disegani. Seorang yang berjasa terhadap kelompok masyarakat pun
dapat memperoleh status yang tinggi di masyarakat tersebut.
Seseorang dapat memperoleh status dengan berbagai
cara yaitu status yang dimiliki saat mereka lahir atau tanpa usaha, status yang
diperoleh dengan berusaha dan diperjuangkan dan status yang diberikan atas jasa
yang dilakukan oleh seseorang. Seseorang dapat memiliki lebih dari satu status
sehingga dimungkinkan terjadi konflik dalam pelaksanaan perannya.
3.2 Saran
Setiap
manusia diciptakan berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada yang
memiliki status yang dianggap tinggi ada pula yang dianggap berstatus rendah. Hendaknya
dalam suatu masyarakat kita tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap semua penyandang
status, karena status yang kita miliki adalah pemberian dari sang Pencipta. Sehingga
apapun status yang kita punya, maka tidak akan menghalangi kita untuk berbuat
baik terhadap semua orang.
DAFTAR PUSTAKA
Keren
ReplyDeleteterima kasih
ReplyDeleteSangat membantu, apalagi dibagian akhir tentang keterkaitan status dan peranan sosial.. good job deh..
ReplyDeleteterima kasih, semoga bisa membantu
ReplyDelete